Fascination About reog ponorogo
Fascination About reog ponorogo
Blog Article
Kelana Sendawa kemudian menggunakan sumping di telinganya yang menjelma menjadi dua ekor merak yang mengalihkan perhatian singo barong.
throughout the leading in the panel, can be a black banner that lists the lover companies connected to the Santa Fe, Oregon, and California nationwide Historic Trails. under the banner, in the middle and ideal aspect, is white textual content with a reddish-brown background:
Tarian yang terkenal dengan Singo Barongnya ini dinilai masih kental dengan ilmu kebatinan dan hal-hal mistis lainnya.
Reog Ponorogo Reog is a conventional dance that results in being the primary id from Ponorogo regency. By this classic tradition, Ponorogo is usually famed as Reog metropolis. This kind of standard art dance and theatre continues to be well-known in Indonesian even throughout the world.
Raja Prabu Singo Barong Singo Barong adalah tokoh dan penari berkepala macan dengan hiasan merak dan paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo. Bagian-bagian topengnya antara lain; kepala harimau (caplokan), terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan ditutup dengan kulit macan gembong/harimau jawa. Dadak merak, kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu merak untuk menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan bulunya dan menggigit untaian manik-manik.
Bujang Ganong merupakan salah satu karakter patih muda yang enerjik, cekatan, jenaka, dan sakti. Sosok yang dikenal sebagai Ganongan ini digambarkan memiliki keahlian seni beladiri sehingga kerap menampilkan adegan-adegan yang sangat berbahaya.
Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu yang disebut Bujang Ganong atau Ganongan.
Jathil merupakan salah satu karakter yang digambarkan sebagai prajurit berkuda dalam seni tari Reog. Jathil menjadi salah satu simbol ketangkasan prajurit berkuda pada jaman dulu.
Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan di mana ia mengajar seni bela diri kepada anak-anak muda, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan kerajaan Majapahit kembali. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Kertabhumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.[four][6]
Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak website mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. Mereka menganut garis keturunan parental dan hukum adat yang masih berlaku.
Secara lebih rinci, berikut adalah pembagian pemakaian busana dan properti yang terbagi berdasarkan tokoh tarian yang diwakili:
Ia berharap, pertunjukkan Reog bisa membangun perlawanan masyarakat lokal dan bisa menyampaikan pesan sindiran kepada raja Kertabumi dan pemerintahannya.
Tarian ini menampilkan singo barong, sosok dengan topeng macan berhias bulu merak dengan ukuran sangat besar dan ditarikan dengan gerakan yang meliuk-liuk.
Reog dance is likewise staged entire moon nightly in paseban, Ponorogo Town Square. Reog told with regard to the wrestle for your prince who will propose to a stunning pretty princess . This dance is staged about twenty five –…
Report this page